Contoh Auto Biografi lengkap dan terbaru

Auto Biografi Penulis
"Tiada Kemustahilan Selagi ada tekad dan Kemantapan"

Wahai punggawa muda , perkenalkan namaku Ahwan Sholih, biasa dipanggil Ahwan. Saya lahir di Batang Provinsi Jawa Tengah , tepatnya pada tanggal 12 Juni tahun 1998. Saya anak laki-laki dari seorang Ayah luar biasa bernama Rahadi dan Ibu tercinta yang bernama Rohindah. Mereka adalah motivator kehidupan terbesarku, orang yang paling berpengaruh dalam segala tindakan dan jejak kakiku. Ayahku adalah seorang guru ngaji di sebuah majelis ta'lim atau TPQ. Ayahku selalu memberikan motivasi kepadaku bahwa orang harus bisa berbicara kepada semua kalangan, baik berhadapan dengan orang hebat maupun dengan orang biasa. Kata ayahku semua aspek komunikasi terdapat etika dan tata cara berbicara. Ayahku selalu mengingatkan kepada ku mengenai tugas sekolah, tentang caraku menjaga diri, beliau memberikan berbagai do'a agar aku selalu dalam lindungan-Nya. Ayahku tidak pernah memaksaku untuk menjadi orang yang cerdas dan mengerti situasi , namun beliau hanya sebatas mengingatkan jika aku keliru dalam menentukan solusi , karena mungkin beliau mengetahui bahwa anak ingin menentukan jalannya sendiri untuk masa depannya, dengan caranya sendiri, dan alhamdulillah sekarang beliau masih diberi kesehatan dengan umur 59 tahun. Sedangkan ibuku adalah orang yang sangat sabar dan perhatian kepada anaknya termasuk saya sendiri. Ibuku tidak pernah meluapkan rasa marahnya walaupun aku sering membuatnya jengkel. Begitu sempurna hati ibuku , setiap tetes air mata do'a nya selalu saja mendo'akan keselamatanku, kesuksesanku dan agar aku menjadi orang yang berguna. Setiap kali aku melakukan kesalahan sekecil apapun, beliau selalu menegurku, walaupun sering aku bosan dengan tegurannya, tetapi beliau selalu memberikan senyuman yang begitu ikhlas kepadaku. Bukan ibu melarang terhadap apa yang aku perbuat, namun ibu ingin sekali saya menjadi orang yang tidak menangisi masa depannya. Ibu tidak ingin aku berada di jalan yang sesat dan bergaul bersama orang-orang yang berperangai buruk. Ibuku pernah berkata bahwa puncak kebahagiaannya adalah ketika aku bisa menjadi seorang ustadz dan pengusaha yang dermawan dan berjiwa sosial tinggi. Dan alhamdulillah Ibuku masih diberi kesehatan dengan umur 53 tahun atau selisih 6 tahun dari ayahku.
Saya merupakan anak ke 6 dari 7 bersaudara, 5 dari kakakku sekarang sudah berumah tangga, dan hanya aku dan adikku yang belum berumah tangga. Semoga Tuhan memberikan jodoh yang cocok untuk aku dan adikku pada saat yang tepat tentunya. Amiin. Adikku bernama Khoirul Amin, sekarang dia duduk di kelas 9 SMP. Ketika seluruh keluarga berkumpul, hal itu merupakan moment yang menyenangkan, karena sebagian dari kakakku ada yang sudah putra atau putri usia kelas 12 atau kelas 3 SMA, sehingga ramai banget ketika mereka semua bersilaturrahim bersama.

Aku mulai masuk Madrasah Ibtidaiyah pada umur 6 tahun, tepatnya di Madrasah Ibtidaiyah Kalisalak pada tahun 2004 yang salah satu gurunya merupakan juga guru ngajiku. Setiap hari berangkat sekolah aku selalu berjalan kaki kurang lebih 400 meter, meskipun pada awal masuk aku diantar oleh ayahku. Pada saat kelas 1 aku belum begitu mengerti apa arti sebuah uang saku, bahkan ketika aku diberi uang saku oleh ayah, aku bingung sampai uang itu tidak saya gunakan. Saat itu aku hanya belajar dengan rajin dengan kepolosanku hingga akhirnya pada semester pertama aku mendapat ranking 1 di kelas. Aku bukan merupakan anak yang belajar dari taman kanak-kanak, tetapi bekalku untuk sekolah adalah pendidikan dan bimbingan ayah dan Ibuku di rumah, dari mulai belajar menulis, membaca dan menghafal secara dasar aku lakukan di rumah bersama keluarga, Tetapi atas izin Allah SWT ,selama 6 tahun aku tidak pernah keluar dari rangking 3 besar, hingga pada lulusan kelas 6 aku menjadi lulusan terbaik pada tahun 2010. Hal yang paling tidak aku lupakan adalah seorang teman yang sangat cengeng dan tidak mau menulis apapun, sehingga banyak teman yang mengejeknya. Walau begitu, menurutku semua orang adalah teman, tidak ada satupun yang berbeda.

Pada saat setelah saya lulus dari MII , aku ditawari beasiswa oleh seorang guru untuk melanjutkan sekolah di MTS Al-Islam Limpung. Sekolah yang berjarak satu kilo dari rumahku, merupakan sekolah berbasis agama. Aku tidak memperdulikan uang saku yang diberikan oleh orang tua, karena aku ingin menjadi orang yang berpendidikan dan kewajiban aku adalah berusaha, belajar dan berdo'a. Permasalahan biaya tidak akan pernah aku biarkan menghambatku untuk menuai pendidikan, bahkan setiap pulang, aku jalan kaki sejauh kurang lebih satu kilometer. Belajar dan berdo'a selalu aku lakukan hingga aku mendapat ranking 2 pada semester pertama di kelasku. Pada saat itu aku belum terpikirkan untuk mengikuti sebuah organisasi, karena aku belum begitu mengerti manfaat ikut suatu organisasi, tetapi ayahku selalu mengingatkan aku bahwa orang harus bisa berkomunikasi dengan baik kepada semua orang. Pertama kali aku diajak untuk berorganisasi aku tidak mau, tetapi karena aku dipaksa oleh kakak kelas akhirnya aku mengikuti OSIS, namun hanya bertahan satu bulan, karena aku berpikir bahwa berorganisasi bisa menghambat kita berprestasi. Stelah itu, aku mengikuti Dewan penggalang pramuka MTS Al- Islam Limpung bersama kakak kelas satu desa. Sampai aku menginjak kelas 9, akhirnya aku berhenti dari organisasi untuk fokus kepada ujian (katanya.. ), namun aku malah terkena virus cinta , hehe :D , aku disukai oleh salah seorang teman dari dewan penggalang dan dikirim dalam bentuk surat , tetapi aku sok jual mahal , (: :-D , sok jual mahal bukan berarti aku memalingkan wajah dengan angkuh, namun untuk fokus menghadapi ujian nasional. Sampai akhirnya tiba waktu menghadapi UN dan aku sadar ternyata yang mengganggu fokus belajar bukanlah karena organisasi , tetapi karena cinta yang tidak pada porsinya. Terbukti aku diberi anugerah luar biasa yaitu peringkat satu selama 3 tahun kecuali semester pertama kelas 7 dan alhamdulillah aku menjadi siswa teladan dengan nilai ujian di posisi kedua. Kemudian aku berpikir bahwa sebuah prestasi harus dilanjutkan ke jenjang dan tantangan yang lebih tinggi yaitu sekolah lanjutan.

Pada waktu itu aku bingung , apa aku mau lanjut pesantren atau umum atau kejuruan. Orang tuaku merekomendasikan bahwa aku harus masuk ke SMK agar aku bisa langsung bekerja dan mendapatkan hasil berupa uang. Mungkin orang tuaku berpikir bahwa aku tidak mempunyai cita-cita tinggi, tetapi aku yakin bahwa nasehat orang tua adalah arahan yang terbaik. Akhirnya aku melanjutkan sekolah kejuruan di SMK Ma'arif NU 01 Limpung pada jurusan akuntansi dengan beasiswa dari bapak/ Ibu guru, karena pada waktu orang tua sedang diberi cobaan dengan kurangnya biaya untuk membiayai sekolahku. Aku tetap bersemangat bahwa aku harus sekolah dan mempunyai keahlian. Aku mengambil jurusan akuntansi karena aku suka menghitung, padahal aku belum mengetahui apa itu akuntansi. Meskipun saya bingung dengan jurusan tersebut, aku tetap mencoba karena rasa penasaran. Selain aku suka menghitung, aku berpikir bahwa aku tidak cocok di jurusan teknik mesin karena aku kurang suka berteman dengan oli. Pernah berkeinginan untuk masuk di jurusan pemasaran, tetapi dari guru di MTS lebih menganjurkan aku di jurusan akuntansi. Akhirnya aku masuk di SMK pada tahun 2013 dengan resmi jurusan akuntansi. Pertama kali masuk pada pengenalan akademik aku sakit tipes selama 2 hari sehingga aku tidak mengikuti program pengenalan akademik atau MOS. Selama semester satu aku belum mengetahui cara mengejar prestasi, tetapi aku tetap belajar dengan sungguh-sungguh dan alhamdulillah aku mendapat peringkat satu di kelasku. Memasuki semester kedua kelas sepuluh ada sosialisasi OSIS dan ekstrakulikuler, aku terpengaruh temanku untuk ikut organisasi OSIS hingga sampai pelantikan dan resmi menjadi pengurus OSIS SMK Ma;arif NU 01 Limpung. Disini semua keaktifanku muncul dalam setiap kegiatan yang diselenggarakan oleh pengurus OSIS, hingga aku dicalonkan menjadi calon ketua OSIS. Diberi kesempatan untuk menjadi calon Ketua OSIS, aku takut ketika aku benar menjadi ketua, maka siapkah aku berkontribusi dalam kepengurusan masa khidmadku. Namun, karena telah diberi kesempatan untuk menjadi calon, akhirnya aku bertanya-tanya kepada kakak ketua OSIS bagaimana menjadi Pemimpin yang benar dan bijak. Sampai tiba waktu pengumuman pemilihan ketua OSIS, dan ternyata yang terpilih adalah temanku sebagai wakil ketua dan yang terpilih menjadi ketua umum adalah aku . Disitu aku berpikir bahwa aku memegang almamater yang harus aku jaga. Pada masa aku menjabat sebagai ketua OSIS, aku juga menjabat sebagai sekretaris PKS (Patroli Keamanan Sekolah), Kepala Departemen Dakwah di IPNU IPPNU komisariat dan Staf Departement Kajian strategi di FORKASIBA (Forum Komunikasi OSIS Kabupaten Batang). Selain aku berorganisasi, aku juga mengikuti lomba MTQ cabang Tartil tingkat kabupaten dengan perolehan juara 2 dan MTQ Cabang Tilawah tingkat kabupaten dengan perolehan juara 3 pada kelas sebelas, alhamdulillah. Menginjak pada tahun ketiga, aku berhenti dari jabatan ketua OSIS, namun aku malah masuk kepengurusan IPNU IPPNU Anak cabang atau kecamatan sebagai Kepala Dpartement Kaderisasi.

Mendekati masa Ujian Nasional aku mulai mempersiapkan diri agar aku mendapat nilai yang baik. Pelajaran yang paling saya takuti pada waktu itu adalah bahasa inggris. Aku belajar dengan keras, hingga saat menghadapi UN tiba, aku mngeluarkan seluruh totalitas. Pengalaman yang paling tidak terlupakan adalah ketika aku mengerjakan soal UN yang paling saya takuti yaitu bahasa inggris, lembar jawabku SOBEK!!, tetapi alhamdulillah masih bisa diganti. Waktu satu bulan adalah waktu aku untuk berdo'a agar semua nilai mata pelajaran UN ku berbuah hasil yang bagus. Hingga tiba waktu pengumuman kelulusan, ternyata aku LULUS dengan nilai terbaik diantara 265 siswa. Alhamdulillah aku menjadi lulusan tebaik dengan nilai bahasa inggris 80, setidaknya pelajaran yang aku takuti tidak membunuhku dengan nilai jelek. hehe Dan itu semua atas izin Allah karena do'a orang tuaku. Setelah Wisuda aku juga mengikuti lomba festival band tingkat kabupaten bersama grup dan alhamdulilah mendapat juara 2. Selepas itu semua, masa kebingungan aku telah tiba, yaitu antara melanjutkan kerja atau melanjutkan kuliah. Nasehat orang tuaku adalah bekerja, karena tujuan awal aku masuk ke SMK adalah untuk bekerja. Tetapi, Nasehat dari Bapak/ Ibu guru aku harus melanjutkan kuliah. Aku bingung harus pilih yang mana, akhirnya aku mendaftar antara kedua-duanya. Pada waktu itu sempat ada lowongan kerja di PT. Paragon, aku mengikuti tes seleksi karyawan hingga tahap 4 yaitu interview, namun setelah itu tidak ada informasi lagi hingga aku tunggu selama 15 hari. Dari pada menunggu hal yang tak pasti, lebih baik aku mencari hal yang pasti. Aku mencoba mendaftar seleksi di STAN, berbagai prosedur pendaftaran aku lakukan hingga sampai tahap tes seleksi tahap satu, namun aku gagal. Aku tidak menyerah untuk hal itu. Kemudian aku mengikuti bimbingan pasca UN untuk menghadapi SBMPTN selama kurang lebih satu bulan. sebelumnya anda bertanya mengapa aku tidak mengikuti SNMPTN? ,karena Sekolah terlambat dalam pengisian PDDS agar bisa mengikuti SNMPTN. Tetapi buatku tidak masalah, masih banyak jalan lain untuk masuk perguruan tinggi, salah satunya adalah SBMPTN. Berbagai kegiatan bimbingan aku lakukan selama satu bulan, hingga sampai menghadapi tes SBMPTN di UNDIP Tembalang. Selama kurang lebih 1 bulan adalah hal yang paling menegangkan untuk menunggu sebuah kepastian dengan penuh do'a yang dipanjatkan. Orang tua dan saudara juga turut mendo'akan agar aku bisa mendapatkan target yang aku inginkan. Sebelumnya aku juga mendaftar SPAN PTKIN dan alhamdulillah diterima di jurusan bahasa inggris IAIN Salatiga. Namun aku berharap diterima yang SBMPTN. Hingga singkat cerita aku diberi anugerah yang luar biasa oleh Allah Swt dengan diterima SBMPTN pada jurusan Akuntansi jalur Bidikmisi UNNES tercinta. dan sekarang aku di rombel akuntansi B 2016 .alhamdulillahirobbil 'alamin

*Jika anda tidak puas dengan kisah orang lain, maka pusakanlah kisah hidup anda! :) :D

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Contoh Essay tentang Akuntansi Terbaru

Terbaru | Akuntansi | Perbedaan SAK ETAP dengan PSAK

MYOB : Bagaimana cara menghapus kode akun dan kode pajak